tips bisnis wisata menghadapi musim liburan di tengah menurunnya daya beli masyarakat

Indonesia terus mengalami angka penurunan kelas menengah. Penurunan daya beli masyarakat dalam beberapa bulan belakangan ini menjadi tantangan bagi bisnis wisata selama libur Natal dan Tahun Baru. Beberapa orang yang biasanya berlibur seperti mengunjungi tempat wisata atau pergi ke luar kota saat libur akhir tahun mungkin memutuskan untuk tidak atau mengurangi liburan mereka. Namun, beberapa strategi dapat membantu mengatasi kondisi ini dan tetap menarik wisatawan:

Sediakan Paket Wisata Hemat

Buat paket liburan dengan harga lebih terjangkau, seperti kombinasi tiket masuk, transportasi, dan makanan. Fokuskan pada destinasi lokal yang dapat diakses dengan biaya rendah. Jika perlu bekerjasamalah dengan platform fintech atau bank untuk menyediakan layanan cicilan sehingga lebih banyak orang mampu memanfaatkan layanan Anda.

Promosikan Staycation

Dorong wisatawan untuk menikmati liburan tanpa harus bepergian jauh. Tawarkan paket menginap di hotel atau resor terdekat dengan aktivitas menarik seperti spa, kuliner, atau hiburan keluarga. Rancang aktivitas yang ramah anak, seperti permainan interaktif untuk menarik keluarga yang tidak ingin mengeluarkan biaya besar untuk bepergian jauh.

Fokus pada Pengalaman, Bukan Kemewahan

ilustrasi wisata edukasi untuk anak-anak dengan membuat kerajinan dari tanah liat.

Buat aktivitas yang sederhana namun berkesan. Ciptakan pengalaman unik seperti festival kecil, wisata berbasis edukasi seperti tur budaya atau kelas kerajinan lokal, yang menarik untuk kelompok usia luas dengan harga terjangkau.

Optimalkan Teknologi

Gunakan platform digital untuk memberikan penawaran eksklusif atau diskon flash sale yang menarik bagi pelanggan dengan anggaran terbatas. Gunakan juga software untuk pengelolaan bisnis seperti software front office untuk kelola penginapan.

Tetap Fleksibel

Berikan kebijakan fleksibel untuk pembatalan atau penggantian jadwal, sehingga wisatawan lebih percaya diri memesan di tengah ketidakpastian ekonomi. Pantau tren pasar dan respons pelanggan untuk menyesuaikan penawaran jika diperlukan.

Dengan memadukan kreativitas, efisiensi, dan pendekatan berbasis kebutuhan pelanggan, bisnis wisata dapat tetap menarik meskipun daya beli kelas menengah yang menurun.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan di publikasikan. Bidang yang ditandai * harus diisi