dampak yang terjadi jika sebuah negara gagal membayar utang

Utang negera disebut juga public debt adalah seluruh jumlah uang yang dipinjam oleh pemerintah (pusat atau daerah), baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk menutupi defisit anggaran dan membiayai pengeluaran negara. Negara memiliki utang adalah sesuatu yang wajar bahkan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang menjadi negara dengan utang luar negeri terbanyak.

Meski begitu kesehatan fiskal suatu negara tidak dilihat hanya berdasarkan pada jumlah hutangnya melainkan lebih pada rasio antara jumlah hutang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Rasio ini membantu menilai kemampuan negara untuk membayar utangnya. Semakin rendah rasionya, semakin sehat kondisi fiskal suatu negara (secara umum). Namun rasio tinggi juga belum tentu buruk, tergantung struktur utang, suku bunga, mata uang utang, dan prospek ekonomi. Secara umum batas amannya sekitar 60% dari PDB untuk negara berkembang dan lebih tinggi lagi untuk negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Grafik rasio utang negara asean terhadap pdb tahun 2024

Lalu bagaimana jadinya jika sebuah negara gagal membayar utangnya?

Jika sebuah negara tidak dapat membayar utangnya saat jatuh tempo, maka negara tersebut mengalami gagal bayar utang negara, atau yang dikenal dengan istilah sovereign default. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai dampak ekonomi, sosial, dan politik. Berikut beberapa dampaknya:

Dampak Langsung

Dampak langsung yang akan terjadi saat sebuah negara gagal membayar utang adalah investor global akan menganggap negara tersebut berisiko tinggi sehingga akan ada banyak yang menarik modal mereka. Lembaga seperti Moody’s atau Fitch akan menurunkan peringkat kredit negara tersebut sehingga reputasi keuangan negara di mata dunia semakin memburuk.

Efeknya negara akan sulit mendapatkan pinjaman baru karena dianggap tidak bisa dipercaya. Jika bisa pun, bunganya akan sangat tinggi. Akibatnya akan terjadi lonjakan inflasi, nilai tukar mata uang lokal bisa anjlok drastis, harga barang-barang impor naik, dan biaya hidup meningkat, terutama jika negara bergantung pada impor. 

Dampak Jangka Menengah – Panjang

Menurunnya kepercayaan bisa memicu resesi. Banyak perusahaan gulung tikar, pengangguran meningkat. Pemerintah terpaksa memotong belanja sosial, subsidi, dan program publik. Negara bisa mencoba menegosiasikan penundaan, pemotongan, atau cicilan baru dengan kreditur. Biasanya melalui mediasi lembaga internasional seperti IMF.

Peran IMF (International Monetary Fund)

IMF dapat memberikan pinjaman darurat (bailout). Tujuannya agar negara tetap bisa membayar utang, membiayai impor penting (makanan, BBM), dan menstabilkan mata uang. Namun negara harus menyetujui Program Reformasi Ekonomi sebagai syarat bantuan. IMF akan mengirim tim untuk memantau pelaksanaan program dan dana dicairkan secara bertahap sesuai evaluasi. Salah satu contoh intervensi IMF, yaitu saat krisis 1997-1998 di Indonesia, dimana IMF memberikan bantuan lebih dari $40 miliar dengan syarat reformasi struktural besar-besaran yang meliputi pembubaran bank bermasalah, penghapusan subsidi dan intervensi Negara, dan kebijakan moneter dan fiskal yang ketat.

BACA JUGA: Apa itu miskin struktural dan faktor penyebab miskin struktural

Dapat disimpulkan, gagal bayar utang negara bukan hanya soal teknis keuangan, tapi bisa menjelma menjadi krisis nasional menyeluruh. Krisis ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga berdampak sosial-politik besar. Karena itu, negara berusaha keras menjaga kepercayaan kreditur dan stabilitas ekonomi agar hal ini tidak terjadi.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan di publikasikan. Bidang yang ditandai * harus diisi